Tepuk Sakinah KUA Viral, Apakah Wajib Dinyanyikan oleh Pengantin?

Belakangan ini media sosial ramai dengan video-video calon pengantin yang menyanyikan lagu “Tepuk Sakinah” saat akad nikah di KUA. Beberapa orang menanggapinya dengan senyum lucu dan kagum, tapi tak sedikit pula yang bingung dan khawatir — “Apakah sekarang Tepuk Sakinah wajib dilakukan di setiap pernikahan?” 🤔

Nah, biar nggak salah paham, yuk kita bahas dengan tenang berdasarkan penjelasan resmi dari KUA dan Kementerian Agama.

💡 Asal Usul “Tepuk Sakinah”

Tepuk Sakinah pertama kali diperkenalkan sebagai bagian dari program edukasi keluarga sakinah oleh Kantor Urusan Agama (KUA).

Tujuannya bukan untuk menambah ritual baru dalam pernikahan, tapi untuk membantu masyarakat mengingat prinsip-prinsip keluarga sakinah dengan cara yang menyenangkan dan mudah dihafal.

Isi dari Tepuk Sakinah sendiri mengandung pesan tentang 5 Pilar Keluarga Sakinah, yaitu:

1. Zawaj (Pernikahan) — bahwa pernikahan adalah jalan yang sah dan terhormat.

2. Mitsaqan Ghalizhan (Perjanjian yang Kuat) — pernikahan adalah komitmen yang kokoh dan bernilai ibadah.

3. Mu’asyarah bil Ma’ruf (Bergaul dengan Cara yang Baik) — pasangan harus saling menghormati dan memperlakukan dengan akhlak yang baik.

4. Musyawarah (Saling Bermusyawarah) — keputusan rumah tangga sebaiknya diambil dengan komunikasi dan kesepakatan bersama.

5. Taradhin (Saling Ridha dan Rela) — kunci keharmonisan rumah tangga adalah saling ikhlas menerima dan mendukung satu sama lain.

Kelima prinsip inilah yang ingin disampaikan secara ringan lewat “Tepuk Sakinah”, agar nilai-nilai tersebut mudah diingat oleh calon pengantin maupun masyarakat luas.

🔍 Penjelasan Langsung dari KUA Menteng

Tim Memopro sempat menanyakan langsung ke KUA Menteng melalui Instagram terkait viralnya Tepuk Sakinah.

Jawaban dari pihak KUA Menteng adalah sebagai berikut:

“Hehehe ga wajib kok ka, Tepuk Sakinah hanya ice breaking atau salah satu metode agar 5 Pilar Keluarga Sakinah mudah dihafal.

Ada kejadian beberapa hari lalu penghulu kami justru diminta oleh pengantin dan WO untuk Tepuk Sakinah setelah selesai akad, penghulu kami membolehkan asal setelah rangkaian akad nikah ijab qabul selesai dan tidak di meja akad nikah.”

Jadi, Tepuk Sakinah tidak wajib dilakukan dalam prosesi akad nikah.

Ia hanya bersifat edukatif dan bisa dilakukan jika memang diinginkan oleh pihak pengantin — biasanya setelah akad selesai, bukan di tengah prosesi sakralnya.

🤵🏻 Apa yang Bisa Dipelajari Calon Pengantin?

Dari fenomena ini, ada beberapa hal penting yang bisa jadi catatan:

• Pahami makna pernikahan secara utuh.

Akad nikah adalah ibadah yang memiliki tata cara dan rukun tersendiri. Hal-hal seperti Tepuk Sakinah hanyalah bentuk edukasi, bukan bagian dari syariat akad.

• Komunikasikan rencana acara dengan pihak penghulu & WO.

Kalau kamu ingin menyertakan elemen edukatif atau hiburan seperti Tepuk Sakinah, pastikan sudah disepakati bersama agar tidak mengganggu alur akad.

• Utamakan kekhidmatan dan adab.

Momen akad nikah adalah puncak ibadah — menjaga ketenangan dan kekhusyukan tetap jadi prioritas utama.

💍 Catatan dari Memopro Wedding Organizer

Sebagai tim yang sering mendampingi pengantin di berbagai KUA di Jabodetabek, Memopro memahami bahwa setiap pasangan punya cara unik untuk mengekspresikan kebahagiaan mereka.

Namun, penting bagi kami untuk selalu membantu calon pengantin menjaga kesakralan dan alur acara tetap tertib.

Dengan Wedding Planner & Organizer profesional, setiap detail — termasuk koordinasi dengan penghulu dan waktu pelaksanaan acara — bisa diatur agar berjalan mulus dan sesuai aturan.

📞 Penutup

Kesimpulannya, Tepuk Sakinah bukan kewajiban dalam pernikahan.

Ia hanyalah bentuk kreatif edukasi dari Kemenag agar nilai-nilai keluarga sakinah mudah diingat dan diamalkan.

Kalau kamu ingin memastikan acara akad nikahmu berjalan lancar, khidmat, tapi tetap berkesan, biarkan tim Memopro Wedding Planner & Organizer bantu menyusunnya dengan rapi dari awal hingga akhir.